YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM BERINVESTASI

YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM BERINVESTASI

 

Berikut sejumlah hal  yang perlu kita perhatikan sebelum memulai berinvestasi:

 

  1. Tentukan tujuan investasi. Hal ini sangat mendasar dan akan menentukan semuanya, termasuk pilihan investasi dan jangka waktu investasi.
  2. Selalu cermati dan pahami terlebih dahulu, bagaimana cara kerja investasi. Jangan terburu- buru nafsu padahal anda belum benar- benar paham. Jangan mudah tergiur dengan imbal hasil yang tinggi. Ingatlah selalu, hasil yang tinggi biasanya melibatkan resiko yang besar pula
  3. Kenali profil resiko. Untuk saham dan reksadana , biasanya diberikan prospektus yang dapat dipelajari terlebih dahulu. Untuk  tabungan relatif tidak memiliki resiko karena dijamin oleh Lembaga Penjamin simpanan (LPS) sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
  4. Jangan serakah. Banyak orang tergoda mendapatkan hasil yang lebih tinggi ketika investasi yang dimiliki telah mencapai  hasil yang ditargetkan semula. Namun, sebaiknya anda juga disiplin dengan menikmati hasil yang diinginkan.

 

BIJAK MENYIKAPI PENAWARAN BANK

TIPS KEUANGAN

Bijak Menyikapi Penawaran Bank

 

Sebuah bank memberi iming- iming untuk menarik nasabah. Namun, nasabah jangan menelan begitu saja setiap penawaran , semuanya perlu diteliti lagi. Maksudnya bukan ditolak, tapi ditanggapi dengan bijaksana, karena kita dapat memperoleh manfaat optimal dari jasa pelayanan perbankan.

Tips berikut dapat membantu kita dalam menyikapi penawaran bank secara bijak.

  1. Jangan mudah tergoda. Namanya berusaha menarik nasabah, wajar jika bank menampilkan penawaran dengan cara- cara yang menarik dan menggoda hati.  Namun, pastikan manfaat itu yang anda inginkan atau sesuai dengan kebutuhan kita,
  2. Cari informasi sebanyak- banyaknya. Jika anda tertarik , sebaiknya anda mencari informasi lebih banyak seputar penawaran yang diberikan. Jangan ragu untuk bertanya.  Biasanya, setiap bank memberikan nomor kontak  atau tempat  untuk mencari informasi lebih lanjut.
  3. Jangan lupa kredibilitas bank. Penawaran boleh menarik . akan tetapi, pastikan bank yang produknya anda manfaatkan memang bonafit dan layak dipercaya.

 

 

BIARKAN UANG yang BEKERJA

BIARKAN UANG yang BEKERJA

 

Ada banyak alasan mengapa orang menabung. Salah satunya adalah mengejar target dana. Bagi penabung yang termasuk golongan ini, mencapai jumlah dana sebanyak- banyaknya adalah dambaan. Dibutuhkan kejelian agar tabungan optimal dan dapat mencapai hasil yang diharapkan.

Bagi yang mempunyai cukup uang untuk memenuhi pengeluaran bulanan minimum selama dua bulan hingga dua tahun tanpa harus bekerja dapat digolongkan sebagai mereka yang telah memperoleh perlindungan keuangan. Jika orang tersebut memiliki cukup banyak investasi yang relatif aman dan hasilnya mencukupi kebutuhan dan gaya hidup yang  diinginkan tanpa harus bekerja, maka orang tersebut digolongkan telah mencapai kebebasan keuangan.

 

INVESTASI

 

Berbicara tentang investasi , ada bermacam- macam pilihan yang tersedia sebenarnya. Yang lazim adalah berinvestasi di pasar modal, dengan saham dan raksa dana. Selain itu, properti juga menjadi salah satu pillihan yang cukup diminati.

Menabung memang salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengumpulkan dana. Namun, sebagai pilihan berinvestasi, tabungan kerap dianggap tidak menarik. Bahkan, mengingat bunganya yang sangat kecil, banyak juga orang yang menganggap bahwa tabungan bukan sebagai investasi. Namun , saat ini mulai muncul produk tabungan yang memilliki nilai investasi lumayan. Bahkan, ada tabungan yang menawarkan bung lebih tinggi dibandingkan deposito.

Maka, kuncinya adalah investasi. Pada prinsipnya, terdapat perbedaan mendasar antara tabungan dengan investasi. Dilihat dari tujuannya, tabungan umumnya lebih bersifat jangka pendek dan merupakan dana yang dapat diambil sewaktu- waktu dibutuhkan. Berbeda halnya dengan investasi  yang lebih bersifat jangka panjang dan menekankan pada pertambahan nilai aset.

Sudah menjadi kelajiman bahwa suatu yang menawarkan hasil yang lebih tinggi akann memiliki resiko yang lebih besar pula (high Risk high return). Peluang- peluang seperti ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan asset, tentu saja dengan memperhatikan bahwa dana yang dipergunakan  bukanlah dana yang sewaktu- waktu dibutuhkan, alias dana “menganggur’. Jika ditelisuri lebih jauh, perolehan keuntungan pada tabungan biasanya berasal dari bunga. Sedangkan investasi, umumnya berupa deviden, kupon, atau penambahan dari harga pasar.

Jadi, saat ini menabung bukan hanya tempat atau ajang untuk menyimpan uang/ dana belaka. Namun, dari menabung kita juga bisa menambah dana/ mengumpulkan dana.

 

 

TABUNGAN UNTUK BERAGAM KEBUTUHAN

TABUNGAN UNTUK BERAGAM KEBUTUHAN

 

Di balik kemudahan akses layanan perbankan dengan tersedianya kartu ATM yang dapat digunakan menarik tunai tanpa harus repot antri ke kantor cabang bank, bagi orang yanbg kurang dapat menahan diri , hal itu mendatangkan “masalah” karena mereka selalu tergoda untuk terus- menerus menarik uang dan berbelanja. Untuk itu , bank saat ini juga menawarkan pilihan berupa tabungn yang dapat dimanfaatkan untuk perencanaan keuangan.

Rencana

Selain tabungan biasa yang umum dipergunakan, saat ini banyak  bank yang menghadirkan produk tabungan berjangka atau tabungan rencana. Disebut berjangka karena berbeda dengan tabungan biasa. Bedanya, uang yang ditabung tidak bisa diambil sewaktu- waktu. Kelak setelah beberapa tahun, saldo nasabah akan menjadi lebih besar karena sudah bertambah dengan bunga.

Pada lainnya dengan tabungan biasa, bunga pada tabungan berjangka biasanya lebih besar. Selain itu karena tabungan berjangka tidak bisa diambil sewaktu- waktu sebelum jatuh tempo, maka tabbungan ini tidak memberikan kartu ATM, apalagi fasilitas debet. Kebanyakan tabungan ini dipergunakan untuk kebutuhan pendidikan. Namun, tidak tertutup kemungkinan atbungan dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan lain, seperti dana pensiun, persiapan pernikahan, hingga jalan- jalan ke luar negeri.

 

Lima Jurus agar Keuangan Keluarga Mantap

TIPS KEUANGAN

Lima Jurus agar Keuangan Keluarga Mantap

 

Dalam kondisi krisis seperti keuangan seperti saat ini, kita harus lebih cermat  lagi dalam mengatur keuangan keluarga, terlebih seorang ibu. Berikut ini lima hal yang dapat dipertimbangkan untuk kita coba dan lakukan.

  1. Tabungan baru yang lain. Maksudnya, banyak keluarga yang menetapkan berbagai pos pengeluaran terlebih dahulu, baru kemudian “sisanya” ditabung. Cara ini membuat tabungan tidak optimal dan cenderung – apabila ada pengeluaran – pengeluaran tambahan diluar yang rutin , tabungan akan dikorbankan. Yang dianjurkan adalah sebaliknya., tetapkan dahulu sejumlah dana untuk ditabung, tentu saja setelah mempertimbangkan kebutuhan dan kemampuan keuangan. Baru menetapkan pos- pos pengeluaran lainnya.
  2. Tetapkan prioritas dan disiplinkan diri untuk  menuruti apa yang direncanakan. Kunci dari keuangan keluarga yang mantap adalah perencanaan yang baik. Namun, dalam perencanaan agar tidak keliru, tetapkan dahulu prioritas. Utamakan hal- hal yang penting seperti pendidikan dan kesehatan anak, baru kemudian hal- hal yang tidak terlalu penting.
  3. Jangan mengutak- ngatik tabungan jika memang belum waktunya. Maksudnya , jika tidak benar- benar dibutuhkan dalam keadaan darurat, sebaiknya tabungan tidak ditarik- apalagi tabungan jangka panjang, seperti untuk pendidikan anak.
  4. Manfaatkan fitur asuransi. Banyak produk tabungan berjangka atau rencana ,saat ini disertai dengan fitur  asuransi. Dengan demikian, target dana atau rencana yang diinginkan tetap tercapai meskipun terjadi hal- hal yang tidak diinginkan.
  5. 5. Mulailah hari ini juga. Anda/ kita mungkin telah mengetahui ada banyak produk tabungan yang baik dan bermanfaat, namun merasa belum waktunya untuk memiliki. Sayangnya, kita sebenarnya tidak pernah mengetahui dengan pasti kapan dana tersebut kita butuhkan. Oleh karena itu, selagi ada kesempatan , segeralah untuk menabung.

 

SAAT YANG TEPAT UNTUK MENABUNG

Saat yang Tepat untuk Menabung

Mendadak semua orang berbicara tentang krisis ekonomi. Berita- berita di media massa akhir- akhir ini sama sekali tidak menggembirakan. Kondisi perekonomian semakin buruk. Ribuan orang di-PHK. Tak pelak, dalam keadaan seperti ini, setiap orang dituntut untuk lebih cermat dan bijaksana dalam mengelola keuangan.

Sudah bukan saatnya lagi berfoya- foya. Setiap orang harus bisa membedakan , mana yang merupakan “ kebutuhan “ dan mana yang “keinginan”. Kebutuhan mestinya lebih didahulukan, jadi jika tidak penting- penting sekali, keinginan sebaiknya ditunda dahulu. Dana yang “menganggur” sebaiknya disimpan saja. “prinsipnya  berhemat- hemat dahulu, bersenang- senang kemudian”. Lebih baik menabung ketimbang bersikap konsumtif.

Kepercayaan

Pada dasarnya bisnis bank adalah bisnis “kepercayaan”. Betapa tidak? Bisnis ini , seseorang “menitipkan’ sejumlah uang untuk dikelola. Jika ia tidak percaya pada pengelola, tentu ia tidak  berani menitipkan uang. Oleh karena itu kepercayaan nasabah kepada bank perlu dijaga dengan baik. Bagi nasabah , faktor kredibilitas dan bonafiditas menjadi salah satu faktor penentu dalam memilih bank. Tanpa kepercayaan nasabah, bank bisa gulung tikar.

Ada masa dimana masyarakat menganggap bahwa bank yang bonafit dan layak dipercaya adalah bank yang dikelola pemerintah. Sementara, faktor usia juga kerap disebut sebagai tanda bahwa sebuah bank layak dipercaya. Anggapan ini cukup masuk akal, karena tidak mungkin bank dapat bertahan dalam usia panjang jika tidak dipercaya.

Tentu saja selain kredibel dan dipercaya, faktor lain yang semakin banyak dipertimbangkan dalam memilih bank adalah jasa dan layanan yang diberikan.  Apalagi dengan semakin maraknya pemanfaatan layanan berbasis teknologi informasi atau lebih dikenal juga dengan perbankan elektronik, masing- masing bank berlomba menawarkan beragam fitur dan fasilitas demi kemudahan bertransaksi.

Lantas, apakah berarti fungsi tabungan ditinggalkan? Tidak juga. Sebaliknya , dengan semakin beragamnya kebutuhan masyarakat, maka bank pun menghadirkan produk- produk tabungan sesuai kebutuhan. Beberapa tahun belakangan ini mulai muncul tabungan berjangka. Tabungan berjangka adalah produk tabungan dimana nasabah bisa melakukan setoran rutin setiap bulannya.

 

BENTUK- BENTUK KEPEMILIKAN

Bentuk- bentuk kepemilikan

 

Wirausahawan harus trampil dalam strategi dan perencanaan, agar bisnis bisa langgeng. Wirausahawan harus juga menguasai semua peraturan dan ketentuan dalam dunia usaha. Sebelum menjalankan usaha, wirausahawan haruslah memilih bentuk hukum yang paling sesuai dengan kebutuhan- kebutuhan bisnisnya. Rencana wirausahawan haruslah mempertimbangkan berbagai ketentuan hukum yang berbeda satu sama lain, yang mengatur jalannya bisnis. Untukk memilih bentuk hukum dari bisnis, pertama- tama haruslah mengetahui alternatif yang ada.

Terdapat tiga bentuk dasar dari organisasi perusahaan: kepemilikan tunggal, kongsi, dan perseroan. Masing- masing memiliki keuntungan dan kerugian sendiri. Jenis organisasi bisnis yang dippilih wirausahawan akan menentukan pola hubungan wirausahawan dengan berbagai badan pemerintah.

 

Pemilikan Tunggal

Pemilikan tunggal (firma) merupakan organisasi bisnis kecil yang paling umum. Perusahaan dimiliki dan dijalankan oleh satu orang. Menjadi seorang pemilik tunggal, wirausahawan hanya memerlukan ijin dan mendaftar, untuk bisa memulai usaha.

Keuntungan – keuntungan dari pemillikan tunggal antara lain adalah sebagai berikut:

  1. Organisasi informal sudah cukup, dan kewajiban- kewajiban hukum yang harusdipenuhi hanya sedikit, dan biasanya tidak semahal seperti membentuk sebuah kongsi atau PT.
  2. Pemilik tidak perlu membagi laba dengan siapapun.
  3. Tidak peerlu berkonsultasi dengan sesama pemillik atau rekanan (kecuali mungkin istri)

Sehingga seorang pemilik tunggal mempunyai kekuasaan membuat keputusan dan pengendalian sepenuhnya.

  1. Pemilik dapat menanggapi kebutuhan – kebutuhan bisnis dengan cepat dalam bentuk keputusan manajemen sehari- hari.
  2. Pemilikan tunggal biasanya bebas dari pengawasan pemerintah dan perpajakkan khusus.

 

Kerugian- kerugian yang diakibatkan dari pemilikan tunggal adalah sebagai berikut:

  1. Pemilik tunggal mempunyai kewajiban tidak terbatas dan bertanggung jawab atas seluruh hutang perusahaan. Hal ini dapat melebihi investasi total wirausahawan dalam bisnis itu. Hutang- hutangnya meliputi seluruh hartanya, termasuk rumahnya dan barang- barang milik wirausahawan tersebut.
  2. Mungkin modal yang tersedia jauh lebih kecil dibandingkan organisasi bisnis lainnya.
  3. Pemilik tunggal boleh jadi sukar mendapatkan pembiayaan jangka panjang. Perusahaan sangat tergantung pada keterampilan wirausahawan. Sebagai akibatnyaperusahaan sangat tidak stabil, karena sakit atau kematian wirausahawan akan sangat merugikan operasi normal perusahaan.

Seorang wirausahawan mungkin mulai sebagai pemilik tunggal  dan kalau berhasil mengembangkan bisnis menjadi kongsi atau perseroan.

 

PENGERTIAN KOPERASI

KOPERASI sebagai suatu sistem ekonomi, mempunyai
kedudukan politik yang cukup kuat karena memiliki cantolan
konstitusional,yaitu berpegang pada Pasal 33 UUD 1945, khususnya Ayat 1 yang menyebutkan bahwa “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan”.Dalam wacana sistem ekonomi dunia, koperasi disebut juga sebagai the third way, atau “jalan ketiga”, istilah yang akhir-akhir ini dipopulerkan oleh sosiolog Inggris, Anthony Giddens, yaitu sebagai “jalan tengah” antara kapitalisme dan sosialisme. Walaupun ia sering mengaitkan koperasi dengan nilai dan lembaga tradisional gotong-royong, namun persepsinya tentang koperasi adalah sebuah organisasi ekonomi modern yang berkembang diEropa Barat. Ia pernah juga membedakan antara “koperasi sosial” yang berdasarkan asas gotong royong, dengan “koperasi ekonomi” yang berdasarkan asas-asas ekonomi pasar yang rasional dankompetitif. Dengan cara itulah sistem koperasi akan mentransformasikan sistem ekonomi kapitalis yang tidak ramah terhadap pelaku ekonomi kecil melalui persaingan bebas (kompetisi), menjadi sistem yang lebih bersandar kepada kerja sama atau koperasi, tanpa menghancurkan pasar yang kompetitif itu sendiri. Tapi, di negara sosialis seperti RRC, koperasi adalah counterpart sector negara, karena itu koperasi disebut juga sebagai”sektor sosial” (social sector) yang merupakan wadah dari usaha individu dan usaha rumah tangga.Di negara-negara kapitalis, baik di Eropa Barat, Amerika Utara, dan Australia, koperasi juga menjadi wadah usaha kecil dan konsumen berpendapatan rendah, Di Jepang, koperasi telah menjadi wadah perekonomian pedesaan yang berbasis pertanian. Di pedesaan Jepang, koperasi menggantikan peranan bank atau menjadi semacam “bank rakyat”, yaitu koperasi yang beroperasi dengan sistem

perbankan.Karena itu, gagasan sekarang untuk menghapuskan
departemen koperasi dan pembinaan usaha kecil dan menengah, bukan hal
yang mengejutkan, karena sebelum Orde Baru tidak dikenal kantor menteri
negara atau departemen koperasi. Bahkan,
kabinet-kabinet yang dipimpin oleh Bung Hatta sendiri pun tidak ada
departemen atau menteri negara yang khusus membina koperasi. Konon, Radius Prawiro, ketika bersama-sama menghadiri sidang IGGI di Den Haag, secara guyon bertanya kepada Bustanil Arifin, Menteri Koperasi saat itu, “Mengapa koperasi cukup maju di Negeri Belanda?” Tanpa menunggu jawaban yang ditanya, Radius yang memang suka humor itu menjawabnya sendiri, “Karena di sini
tidak ada departemen koperasi”. Walaupun keterangan mantan Menkeu dan Menko Ekuin itu hanya senda
gurau, namun di Belanda yang tidak mengenal departemen atau menteri negara urusan koperasi, koperasi ternyata cukup maju dan menjadi bagian perekonomian yang penting.Sebenarnya asas kekeluargaan yang menurut keterangan Bung Hatta diambilnya dari Taman Siswa yang menggambarkan hubungan antara murid dan guru sebagai satu keluarga, yang berlawanan dengan hubungan kelas antara buruh dan majikan, terjemahannya dengan istilah
modern sebenarnya cooperation atau demokrasi ekonomi yang terdiri dari dua asas yang saling berkaitan, yaitu solidaritas dan individualitas.Dalam masyarakat dengan ciri rendahnya tingkat trust (amanah) seperti di Indonesia, mungkin koperasi adalah sebuah lembaga yang dapat dipakai untuk membangun mutual-trust, yang merupakan kunci bagi suatu bangsa untuk membangun organisasi skala besar karena koperasi, menurut Bung Hatta, bukan semata-mata lembaga ekonomi, melainkan juga lembaga pendidikan demokrasi.

Diterbitkan di: Oktober 30, 2007

Link yang relevan :

 

KOMENTAR SAYA:

Saya setuju bahwa koperasi , adalah suatu usaha dan termasuk organisasi juga yang berasas kekeluargaan. yang berdasarkan asas gotong royong.

namun koperasai dapat dibedakan.

ada koperasi sosial dan koperasi ekonomi. koperasi sosial berasaskan gotong royong. sedangkan koperasi ekonomi berasaskan berdasarkan asas-asas ekonomi pasar yang rasional dan kompetitif.

koperasi juga menerapkan sistem bagi hasil. bukan bunga.dan sangat aman.

KOPERASI

Koperasi merupakan suatu lembaga yang berazas kekeluargaan. Suatu lembaga yang dijalankan dengan mengandalkan, kekompakkan, gotongroyong, dan kekeluargaan. Dan biasanya koperasi menggunakan sistem bagi hasil. Dan koperasi juga merupakan suatu lembaga yang demokrasi, dan juga dalam menjalankan sebuah lembaga koperasi harus memiliki sifat amanah, dan mampu bekerjasama yang baik.

Dalam sebuah koperasi,  yang menentukan maju/ tidaknya sebuah koperasi itu adalah sifat kekeluargaan dan gotongroyong yang baik. Karena apabila dalam suatu koperasi tersebut jlalinan kekeluargaan dan gotongroyong dan pedulinya tidak baik maka sistem manajemen yang ada didalamnya tidak akan berjalan dengan baik, karena sifat kekeluargaan dan gotongroyon yang baik merupakan kunci utama terbentuknya sebuah koperasi. Semakin baik dan tinggi tingkat / nilai kekeluargaan & gotongroyong anggota dari suatu koperasi maka koperasi itu akan berkembang baik, begitu pula sebaliknya.

Dan sifat amanah, juga sangat berpengaruh dalam sebuah koperasi. Karena dalam  lembaga ini, menganut sistem demokrasi. Oleh karena itu, harus beriringan dengan sikap amanah, artinya setiap anggota harus mampu memiliki nilai/ sifat dapat dipercaya. Dan terhadap setiap anggota, harus salling adanya sifat keterbukaan mengenai keuangan ataupun sistem yang ada dalam koperasi tersebut.

Itulah yang menentukan maju atau tidaknya sebuah koperasi.